INTERIOR DESAIN 60S-90S YANG INSPIRATIF

Interior desain dari tahun 60s hingga 90s mencerminkan perkembangan gaya dan tren selama periode tersebut. Berikut adalah beberapa ciri khas interior desain dari 60s hingga 90s:

Gaya Mid-Century Modern

Gaya Mid-Century Modern (1950an-1960an): Gaya ini menekankan bentuk minimalistik, material alami seperti kayu, dan perpaduan antara fungsi dan estetika. Desain furniture yang simpel dan minimalis, serta penggunaan warna-warna terang seperti oranye, hijau, dan biru cerah adalah ciri khas dari gaya ini.

Gaya Pop (1960an-1970an)

Gaya Pop (1960an-1970an): Dipengaruhi oleh gerakan seni pop, gaya ini menampilkan warna-warna cerah, pola-pola mencolok, dan desain yang eksentrik. Dekorasi dengan motif-motif unik seperti bunga, lingkaran, dan bentuk geometris merupakan bagian penting dari gaya ini.

Gaya Bohemian (1970an-1980an)

Gaya Bohemian (1970an-1980an): Gaya ini menampilkan nuansa yang lebih santai, kreatif, dan ecletic. Penggunaan bahan-bahan seperti linen, wol, dan kain-kain alami merupakan ciri khas dari gaya ini. Warna-warna netral seperti coklat, krem, dan hijau zaitun dominan digunakan dalam gaya ini.

Gaya Minimalis (1980an-1990an)

Gaya Minimalis (1980an-1990an): Gaya ini menekankan kesederhanaan, kebersihan, dan efisiensi ruang. Desain furniture yang sederhana dengan garis-garis lurus dan permukaan yang mulus merupakan ciri khas dari gaya ini. Warna-warna netral seperti putih, hitam, dan abu-abu adalah warna yang umum digunakan dalam gaya ini.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi interior desain dari 60s hingga 90s. Misalnya, adanya peralatan elektronik seperti televisi, stereo, dan komputer yang menjadi bagian dari dekorasi ruangan. Selain itu, penggunaan material sintetis seperti plastik dan fiberglass juga semakin populer dalam periode ini.

Selain itu, interior desain dari 60s hingga 90s juga mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang terjadi pada masa itu. Misalnya, perkembangan gerakan feminisme pada 60s dan 70s diterjemahkan ke dalam desain dengan penggunaan warna-warna cerah dan pola-pola feminin. Di sisi lain, pada 80s dan 90s, pengaruh globalisasi dan popularitas budaya pop diwujudkan dalam desain urban dan futuristik dengan penggunaan warna-warna neon dan material-metalik.

DESAIN INTERIOR KLASIK ERA 60-AN

Desain interior klasik era 60-an merupakan gaya desain yang populer pada saat itu. Gaya ini mencerminkan kesederhanaan dan nuansa retro yang klasik.

Desain interior klasik era 60-an

Beberapa ciri khas desain interior klasik era 60-an antara lain:

Warna-warna kalem: Desain interior klasik era 60-an menggunakan palet warna yang lembut dan tenang, seperti putih, krem, beige, dan warna pastel. Warna-warna ini memberikan kesan yang elegan dan santai dalam ruangan.

Furniture kayu: Pada era ini, furniture yang terbuat dari kayu menjadi populer. Meja kayu dengan kaki yang tajam, kursi berlengan dengan bingkai kayu yang halus, dan lemari kayu dengan desain klasik menjadi pilihan yang umum dalam desain interior klasik era 60-an.

Motif retro: Desain interior klasik era 60-an sering kali menggunakan motif retro yang mencerminkan perkembangan zaman saat itu, seperti motif polkadot, garis-garis tebal, atau motif bunga yang khas. Motif ini dapat ditemukan pada perabotan, pernis, dan aksesori seperti tirai, karpet, atau bantal.

Kain tebal: Penggunaan kain tebal dengan tekstur yang lembut dan hangat sangat populer pada era 60-an. Tirai tebal dengan motif jendela besar, sofa dengan bahan velvet, atau karpet dengan tekstur tebal dan lembut, semuanya menambahkan nuansa klasik dan elegan dalam ruangan.

Sentuhan retro: Gaya desain interior klasik era 60-an seringkali ditambahkan dengan sentuhan retro seperti koleksi piringan hitam (vinil), lampu gantung bergaya vintage, atau jam dinding berdesain unik. Sentuhan ini memberikan nuansa klasik yang kentara pada ruangan.

Pemakaian wallpaper: Wallpaper berdesain retro juga sangat populer pada era 60-an. Pola abstrak, motif bunga, atau pola geometris sering kali digunakan untuk dinding ruangan. Wallpaper ini memberikan sentuhan klasik yang langsung terlihat pada ruangan.

Desain interior klasik era 60-an menggabungkan kesederhanaan dengan retro yang elegan. Gaya ini memberikan nuansa vintage yang klasik dan memberikan kesan yang hangat dan nyaman dalam ruangan.

NUANSA RETRO DALAM DESAIN INTERIOR 70-AN

Nuansa retro adalah gaya desain yang mengacu pada periode sebelumnya, umumnya 20-30 tahun yang lalu. Dalam desain interior, nuansa retro tahun 70-an mencerminkan gaya yang khas pada saat itu.

Nuansa retro Era 70-an

Beberapa elemen utama yang dapat menghadirkan nuansa retro dalam desain interior 70-an antara lain:

Warna-warna cerah: Warna-warna cerah seperti oranye, cokelat, kuning mustard, dan hijau lime sering digunakan pada dinding, furnitur, dan aksesori dalam desain interior 70-an. Kombinasi warna bertabrakan yang kontras juga menjadi ciri khas dari gaya ini.

Pola dan motif khas: Motif geometris abstrak dianggap populer pada era ini. Pola zigzag, bulan sabit, lingkaran, dan pola paisley sering muncul pada taplak meja, karpet, bantal, dan dinding.

Furnitur retro: Furnitur pada periode ini memiliki desain yang unik dan khas. Sofa dengan kaki tinggi, meja kopi dengan bentuk organik, dan kursi berlengan rendah adalah beberapa contoh furnitur retro yang sering ditemui dalam desain interior 70-an.

Penggunaan material alami: Penggunaan kayu, rotan, dan anyaman sebagai bahan utama dalam furnitur dan aksesori juga mencerminkan nuansa retro 70-an. Material alami tersebut memberikan sentuhan hangat dan organik pada desain interior.

Aksesori khas: Aksesori yang sering digunakan dalam desain interior retro 70-an termasuk lampu gantung bola kaca, jam dinding dengan bentuk unik, poster musik, dan pernak-pernik dekoratif seperti vas bunga dan patung.

Perpaduan antara gaya modern dan retro: Meskipun nuansa retro tahun 70-an mencerminkan periode tertentu, kesan modern juga terlihat dalam desain interior ini. Penggunaan bahan dan fitur modern pada furnitur dan aksesori memberikan kesan segar dan menyatu dengan gaya hidup saat ini.

Dalam merancang desain interior dengan nuansa retro tahun 70-an, penting untuk menjaga keseimbangan antara elemen-elemen retro dan modern agar tercipta ruang yang fungsional dan nyaman. Selain itu, perlu juga memperhatikan proporsi dan kualitas bahan agar desain interior retro tetap terlihat elegan dan tidak terlihat kuno.

KEINDAHAN INTERIOR DESAIN MEWAH ERA 80-AN

Interior desain mewah era 80-an menggambarkan kemewahan dan gaya hidup yang khas pada era tersebut. Keindahannya terletak pada penggunaan elemen-elemen dekoratif yang kaya dan megah, serta nuansa yang elegan dan berkelas.

Interior Desain Mewah Eran 80-an

Berikut ini adalah beberapa ciri khas keindahan interior desain mewah era 80-an:

Warna-warna kaya: Dalam desain interior era 80-an, warna-warna yang digunakan cenderung kaya dan mewah. Contohnya adalah warna-warna seperti merah maroon, emas, ungu, dan biru tua. Warna-warna ini memberikan kesan yang dramatis dan elegan pada ruangan.

Pemilihan bahan-bahan berkualitas tinggi: Interior desain mewah era 80-an menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi seperti kulit, kaca, dan logam. Misalnya, sofa berlapis kulit, meja kaca dengan bingkai logam, dan lampu-lampu gantung kristal yang megah.

Hiasan-hiasan yang megah: Detail dan hiasan-hiasan yang megah menjadi ciri khas interior desain mewah era 80-an. Misalnya, lapisan-lapisan gorden tebal dan berdetail, perabot dengan ukiran-ukiran yang indah, dan hiasan dinding seperti cermin berbingkai emas.

Motif-motif yang glamor: Motif-motif glamor seperti pola geometris, bunga-bunga besar, dan motif berhiasan emas atau perak seringkali digunakan dalam interior desain mewah era 80-an. Motif-motif ini memberikan sentuhan yang mewah dan menonjolkan keanggunan ruangan.

Sentuhan abad pertengahan: Pada era 80-an, terdapat tren dalam menggabungkan elemen-elemen desain dari abad pertengahan, seperti meja-meja berbingkai kayu dengan gaya klasik, kursi bergaya baroque, dan lemari-lemari dengan ukiran-ukiran yang indah. Sentuhan abad pertengahan ini menambah kesan mewah dan klasik pada ruangan.

Keindahan interior desain mewah era 80-an menggambarkan kemewahan, keanggunan, dan kesan yang dramatis. Warna-warna kaya, pemilihan bahan berkualitas tinggi, hiasan-hiasan megah, motif-motif glamor, dan sentuhan abad pertengahan adalah beberapa ciri khas yang menonjolkan keindahan interior desain mewah era 80-an.

SENTUHAN VINTAGE DESAIN INTERIOR ERA 90-AN

Desain interior era 90-an sangat khas dengan sentuhan vintage yang unik.

Gaya Vintage Desain Interior Era 90-an

Beberapa elemen yang sering digunakan dalam desain ini antara lain:

Warna-warna cerah: Desain interior era 90-an sering menggunakan warna-warna cerah seperti ungu, biru turquoise, merah, dan hijau. Warna-warna ini memberikan kesan yang ceria dan energik.

Motif-motif geometris: Motif-motif geometris seperti pola chevron, zig-zag, dan lingkaran sering ditemukan pada wallpaper, karpet, hingga perabotan. Motif-motif ini memberikan sentuhan retro yang klasik.

Perabotan retro: Kursi dengan bingkai logam, bangku dengan kaki kayu, dan meja dengan bentuk-bentuk unik seperti oval atau bulat sering digunakan dalam desain interior era 90-an. Perabotan ini memberikan suasana vintage yang klasik.

Permainan warna dan tekstur: Desain interior era 90-an sering menggunakan kombinasi warna yang kontras, seperti merah dengan biru atau kuning dengan ungu. Selain itu, tekstur dengan permukaan seperti kulit, kain beludru, atau kaca berspektrum juga sering digunakan dalam desain ini.

Aksesori retro: Aksesori seperti piringan hitam, poster band, telepon vintage, dan radio jadul sering menjadi pernak-pernik yang melengkapi desain interior era 90-an. Aksesori-aksesori ini memberikan sentuhan nostalgia yang menyenangkan.

Desain interior era 90-an dengan sentuhan vintage adalah pilihan yang cocok untuk mereka yang menginginkan suasana yang unik dan berbeda dalam rumah mereka.

ESTETIKA MINIMALIS DALAM DESAIN INTERIOR ERA 60-AN

Estetika minimalis dalam desain interior era 60-an diwujudkan melalui penggunaan elemen-elemen sederhana, warna netral, dan penghilangan hiasan yang berlebihan. Desain interior era 60-an menekankan kesederhanaan dan kebersihan, serta menekankan pada fungsi dan kenyamanan.

Desain Interior Era 60-an

Salah satu ciri khas estetika minimalis pada era 60-an adalah penggunaan warna netral seperti putih, hitam, abu-abu, dan cokelat. Warna-warna ini memberikan tampilan yang bersih dan elegan pada ruangan. Selain warna netral, estetika minimalis juga menggunakan warna-warna refereshing saat itu seperti kuning, hijau, dan oranye sebagai aksen.

Elemen-elemen sederhana digunakan dalam desain interior minimalis pada era 60-an. Perabotan rumah tangga seperti sofa, kursi, meja, dan lemari memiliki bentuk yang simpel dan lurus tanpa hiasan yang berlebihan. Pada umumnya, perabotan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, kulit, dan kaca, yang memberikan tampilan yang alami dan hangat pada ruangan.

Desain interior minimalis pada era 60-an juga mengutamakan fungsi dan kenyamanan. Ruangan dirancang sedemikian rupa agar memudahkan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hiasan yang mengganggu. Ruang dibiarkan lega dan bersih tanpa perabotan yang berlebihan. Ruangan ini memberikan efek sederhana, tenang, dan efisien, yang sesuai dengan kebutuhan gaya hidup pada era tersebut.

Dalam kesimpulannya, estetika minimalis dalam desain interior era 60-an ditandai oleh penggunaan warna netral, elemen-elemen sederhana, dan penekanan pada fungsi dan kenyamanan. Desain interior minimalis pada era tersebut memperlihatkan kesederhanaan, kebersihan, dan efisiensi yang menjadi ciri khasnya.

GAYA ECLECTIC DALAM DESAIN INTERIOR 70-AN

Gaya eclectic dalam desain interior tahun 70-an ditandai oleh perpaduan berbagai gaya dan elemen desain yang berbeda. Pada masa ini, para desainer interior tidak hanya membatasi diri pada satu gaya atau periode tertentu, tetapi menggabungkan berbagai elemen desain dari beberapa periode dan budaya.

Gaya Eclectic Desain Interior Era 70-an

Elemen-elemen utama dalam gaya eclectic 70-an adalah sebagai berikut:

Warna-warna cerah: Desain interior tahun 70-an sering menggunakan warna-warna cerah dan mencolok seperti oranye, hijau lime, biru navy, dan magenta. Pola dan corak geometris juga sering digunakan untuk memberikan kesan yang menyenangkan dan energik.

Furniture retro: Desain interior tahun 70-an banyak menggunakan furniture dengan gaya retro yang terinspirasi dari tahun 50-an dan 60-an. Kursi berbentuk bola, meja kaca, dan furnitur dengan kaki logam adalah beberapa contoh furniture yang populer pada masa itu.

Wallpaper dan karpet yang mencolok: Wallpaper dengan corak bunga besar, polkadot, atau motif cetak sering digunakan pada dinding-dinding dalam desain interior eclectic tahun 70-an. Karpet dengan pola yang mencolok juga sering digunakan untuk menambahkan sentuhan warna dan karakter pada ruangan.

Aksen eksentrik: Gaya eclectic tahun 70-an sering menggunakan aksen eksentrik seperti lampu gantung unik, patung berukuran besar, dan benda-benda dekoratif yang mencolok untuk mengekspresikan kepribadian penghuni rumah.

Material organik: Meskipun cukup menjadi tren pada tahun 70-an, gaya eclectic ini juga sering menggunakan material organik seperti kayu alami dan anyaman untuk memberikan sentuhan alami dan hangat pada ruangan.

Gaya eclectic dalam desain interior tahun 70-an menggabungkan berbagai elemen desain yang berbeda untuk menciptakan ruangan yang unik, eksentrik, dan penuh warna. Hal ini mencerminkan semangat kebebasan dan kreativitas dalam dekade ini.

MENGGABUNGKAN WARNA-WARNA CERAH DALAM DESAIN INTERIOR ERA 80-AN

Era 80-an dikenal dengan estetika yang terang dan ceria dalam desain interior. Salah satu cara untuk menggabungkan warna-warna cerah dalam desain interior era 80-an adalah dengan menciptakan skema warna yang kontras dan cerah.

Desain Interior Era 80-an

Berikut adalah beberapa ide untuk menggabungkan warna-warna cerah dalam desain interior era 80-an:

Skema warna neon: Pilih warna-warna neon yang cerah seperti hijau neon, kuning neon, dan merah neon. Gunakan warna-warna ini untuk aksen pada dinding, furnitur, atau aksesori. Kombinasikan dengan warna hitam atau putih untuk menciptakan kontras yang lebih menonjol.

Warna-warna sorbet: Warna-warna sorbet seperti mint, kuning lemon, atau peach adalah pilihan yang populer di era 80-an. Gunakan warna-warna ini pada dinding atau furnitur utama untuk menciptakan suasana yang cerah dan menyegarkan. Kombinasikan dengan aksen warna lain seperti biru laut atau ungu untuk memberikan dimensi yang lebih dalam.

Skema warna warna-warni: Era 80-an juga dikenal dengan warna-warna yang cerah dan mencolok seperti biru cerah, merah muda, atau oranye. Gunakan kombinasi warna-warna ini dalam ruangan untuk menciptakan energi dan kesan yang berani. Konsentrasikan warna-warna cerah ini pada furnitur atau aksesori untuk menghindari tampilan yang berlebihan.

Kombinasi warna monokromatik: Jika Anda ingin menciptakan tampilan yang lebih rapi namun tetap cerah, pertimbangkan untuk menggunakan kombinasi warna monokromatik. Misalnya, gunakan berbagai nuansa warna hijau untuk menciptakan tampilan yang segar dan rileks. Gunakan berbagai tekstur dan pola untuk memberikan dimensi yang lebih dalam.

Pelangi warna-warni: Jika Anda ingin tampilan yang sangat cerah dan ekspresif, pertimbangkan untuk menciptakan pelangi warna-warni dalam desain interior Anda. Gunakan warna-warna cerah seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu pada dinding, furnitur, dan aksesori. Pastikan ada keseimbangan dalam distribusi warna agar ruangan tidak terlihat berantakan.

Saat menggabungkan warna-warna cerah dalam desain interior era 80-an, ingatlah untuk menciptakan keseimbangan agar ruangan tidak terlihat berlebihan. Gunakan warna-warna cerah tersebut pada elemen utama seperti dinding atau furnitur, sementara tetap menggunakan warna netral atau lembut untuk aksen. Jangan takut untuk menggabungkan pola dan tekstur yang berani, serta menggabungkan bahan-bahan yang berbeda untuk menciptakan tampilan yang unik dan menarik.

RUANG FUNGSIONAL DENGAN UNSUR INDUSTRI DALAM DESAIN INTERIOR 90-AN

Desain interior pada era 90-an ditandai oleh gaya yang lebih terbuka dan ekspresif. Pada periode ini, fokus utama adalah pada ruang fungsional yang bisa memenuhi kebutuhan industri yang berkembang pesat pada waktu itu.

Desain Interior Era 90-an

Beberapa unsur industri yang umum digunakan dalam desain interior pada era 90-an antara lain:

Material terpapar: Beton kasar, kayu alami, dan logam menjadi bahan utama dalam desain interior. Gaya ini mencerminkan keindahan dari bahan mentah yang digunakan dalam industri.

Cat dinding terbuka: Dalam desain interior pada zaman itu, cat dinding sering kali dibiarkan terbuka tanpa penutup, sehingga tampilan pipa dan jalur kabel menjadi bagian dari desain.

Peralatan rumah tangga terlihat: Alat-alat dapur seperti panci dan peralatan elektronik seperti komputer sering kali dibiarkan terlihat di meja atau rak sebagai bagian dari estetika industri.

Penerangan terekspose: Penerangan dalam desain interior menggunakan fitting lampu yang terbuka, seperti bohlam atau neon, untuk memberikan kesan industri yang kuat.

Desain bergaya pabrik: Pemakaian furnitur dengan tampilan yang terinspirasi dari pabrik-pabrik, seperti rak gudang, meja kerja yang terbuat dari logam, dan kursi yang terbuat dari kayu dan kulit.

Pintu geser atau terbuka penuh: Gaya pintu yang sering kali digunakan adalah pintu geser atau pintu terbuka penuh, mencerminkan ruang terbuka industri.

Eksposur struktur bangunan: Desain interior pada era 90-an sering kali menampilkan eksposur struktur bangunan, seperti tiang-tiang penyangga atau balok beton, untuk memberikan kesan industri yang kuat.

Warna netral dengan sentuhan warna terang: Palet warna yang umum digunakan adalah netral seperti abu-abu, putih, dan hitam, namun kadang-kadang dihadirkan dengan sentuhan warna terang seperti merah atau biru untuk memberikan kesan yang lebih hidup pada ruangan.

Bahan daur ulang: Kesadaran akan lingkungan juga mulai menjadi perhatian pada era 90-an. Sebagai akibatnya, desain interior pada waktu itu sering menggunakan bahan daur ulang seperti palet kayu atau bahan bekas lainnya.

Itulah beberapa unsur industri yang umum digunakan dalam desain interior pada era 90-an. Desain ini mencerminkan perubahan pola pikir masyarakat pada waktu itu yang lebih terbuka terhadap estetika yang mempromosikan keberagaman dan fungsionalitas dalam desain ruang.

KESIMPULAN

Secara keseluruhan, interior desain dari era 60s hingga 90s masih menjadi sumber inspirasi yang tak terbantahkan bagi banyak desainer interior modern. Gaya minimalis dan fungsionalitas yang ditampilkan pada saat itu mengarah pada pergeseran paradigma dalam pemahaman estetika desain. Meskipun telah berlalu puluhan tahun, elemen desain khas era itu seperti pola geometris, warna-warna mencolok, dan perpaduan material futuristik tetap menjadi acuan penting dalam menciptakan ruangan yang unik dan menarik hari ini.

Selain itu, era ini juga mengedepankan konsep ruang terbuka yang mengutamakan kenyamanan dan kepraktisan. Kesimpulannya, inspirasi dari desain interior 60s hingga 90s tetap relevan dan dapat diaplikasikan dengan kreativitas pada proyek-proyek desain masa kini.